Revealing the digital footprints of three Jakarta gubernatorial candidates – From sexist jokes to conspiracy theories
Ahead of the Jakarta gubernatorial election, netizens are highlighting the digital footprints of three Jakarta gubernatorial candidates, which include objectification of women and conspiracy theories. If the candidates cannot explain this well, experts believe their electability could be significantly impacted.
Netizens are investigating old tweets from Ridwan Kamil and Pramono Anung, two Jakarta gubernatorial candidates in the upcoming election. Many of the posts are considered “sexist” and even “misogynistic”.
Meanwhile, the independent gubernatorial candidate, Dharma Pongrekun, has repeatedly spread baseless conspiracy theories and narratives on https://www.abangrock.com/ social media that corner minority groups in recent years. Rizvan telah meminta maaf. Pramanu mengatakan, semua ini hanya lelucon di masa lalu. Sementara itu, kubu Dharma menyatakan sedang mempersiapkan klarifikasi untuk menghindari kebingungan.
Firma analisis media sosial Drone Emprit melaporkan 71% diskusi netizen di X bernada negatif tentang Dharma, tertinggi dibandingkan dua calon gubernur lainnya.
Analis senior Drone Emprit Rizal Nuwa Mujahid mengatakan kepada BBC News Indonesia pada Senin (2/9): “Kebanyakan orang menganggap Dharma itu ‘keren’ padahal itu buruk.” Menurut Drone Emprit, ada dua emosi yang menonjol dari perbincangan dengan netizen, yakni terkait kepercayaan dan harapan.
Rizal mengatakan bahwa Dharma dan temannya, Kan Vardhana, tidak lebih dari sekedar “pemohon boneka”, terutama karena pernyataan mereka yang tidak dapat diterima, sehingga menggugah perasaan terhadap Iman.
Sebelumnya beredar kabar bahwa pasangan Dharma-Kun bersiap menjadi lawan Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta agar tidak bertarung dengan “kotak kosong”.
Rizal juga mengatakan, komentar mendadak di media sosial itu bermula dari kekhawatiran warganet terhadap kemenangan Dharma di Pilkada dan Pimpinan DKI Jakarta.
“Karena [dharma] terbukti mengabaikan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dalam mengambil keputusan dan berpendapat,” kata Rizal. Rizvan Kamil
Sejak aksi protes amandemen UU Pilkada di beberapa kota pada 22 Agustus lalu, warganet mulai menggali cuitan lama Ridwan di X.
Saat berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, seorang pengunjuk rasa terlihat memegang dua foto tweet lama Ridwan.
Tweet pertama tanggal 9 Juni 2010 berbunyi: “Dewan Rakyat Tertipu #DPR”.
Tweet kedua tanggal 12 Mei 2011 berbunyi: “Anda adalah kelompok dengan sumber daya DPR yang paling rendah dalam sejarah, maukah Anda melakukan ini pada tahun 1998?”
Foto-foto pengunjuk rasa yang memegang tweet Rezvan dibagikan secara luas.
Comment (0)