Blonde Ales dan Burton Pale Ales: Panduan untuk Gaya dan Sejarah Mereka

Bir Pirang

Bir pirang berwarna pucat dan umumnya ditemukan di Eropa dan Amerika Selatan, terutama di negara-negara seperti Prancis, Italia, Belgia, Belanda, Inggris, dan Brasil. Bir ini cenderung jernih, renyah, dan kering dengan rasa pahit rendah hingga sedang. Mereka mungkin memiliki aroma dari hop dan sedikit rasa manis dari malt, serta beberapa buah karena ester. Karbonasi yang lebih tinggi berkontribusi pada tubuh yang lebih ringan.

Di Inggris, pengembangan bir emas atau musim panas terjadi pada akhir abad ke-20 sebagai cara bagi pabrik bir untuk bersaing dengan meningkatnya popularitas bir pucat. Golden ale, yang memiliki kesamaan dalam penampilan dan profil dengan click here bir pucat, cenderung memiliki karakter malt yang lembut dan profil hop mulai dari pedas hingga jeruk, dengan hop seperti Styrian Golding dan Cascade menjadi hal biasa. Bir ini umumnya memiliki kandungan alkohol 4% hingga 5% ABV. Salah satu contoh penting dari bir pirang bergaya Inggris adalah “Summer Lightning” karya John Gilbert, yang dibuat pada tahun 1989 oleh Hop Back Brewery. Bir ini memenangkan beberapa penghargaan dan menginspirasi banyak peniru.

Bir pirang Belgia sering diseduh dengan malt pilsner, dan sementara beberapa ahli bir membedakan bir pirang dan emas sebagai gaya terpisah, yang lain menganggapnya sangat mirip. Contoh bir pirang Belgia yang terkenal adalah Duvel, yang juga diakui secara luas secara internasional.

Burton Pale Ales

Pada akhir abad ke-19, pembuat bir di Burton upon Trent, khususnya Bass, membantu menetapkan bir pucat sebagai gaya yang menonjol. Bir dari Burton dihargai karena kualitasnya yang tinggi, yang dihasilkan dari sinergi unik antara malt dan hop, dikombinasikan dengan kandungan mineral air lokal, terutama gipsum. Ini menjadikan Burton wilayah dominan dalam pembuatan bir pucat selama beberapa dekade.

Pada akhir abad ke-19, ahli kimia C. W. Vincent menemukan cara mereplikasi komposisi mineral air Burton di pabrik bir lain, memungkinkan mereka untuk menghasilkan bir pucat yang mirip dengan yang berasal dari Burton-upon-Trent. Akibatnya, bir pucat menjadi lebih mudah diakses.

Istilah “pahit” telah digunakan di Inggris untuk menggambarkan pale ale sejak awal abad ke-19. Awalnya, pelanggan di pub akan meminta “pahit” untuk membedakannya dari bir ringan. Pada akhir abad ke-19, pembuat bir juga mengadopsi istilah tersebut. Sepanjang abad ke-20, pahit menjadi salah satu jenis bir draf paling populer di pub Inggris, sering dianggap sebagai minuman nasional Inggris. Di Skotlandia, pahit disebut sebagai “ringan” atau “berat”, tergantung pada kekuatan, warna, dan tubuhnya.

Secara tradisional, bir pahit dikondisikan dengan tong dan dikeluarkan melalui gravitasi atau mesin bir pada suhu ruang bawah tanah (11 ° C-14 ° C atau 50 ° F-55 ° F). Munculnya pembuatan bir kerajinan di Amerika Utara pada 1980-an menyebabkan pengenalan bir pahit ala Inggris di AS dan Kanada.